"BAGI WARGA PERUMAHAN GRAHA SURYA MAS YANG INGIN MENYUMBANGKAN ARTIKEL UNTUK BULETIN ATAU BLOG INI, SILAHKAN KIRIMKAN ARTIKELNYA KE EMAIL KAMI : ertedelapanmedia@gmail.com ATAU HUBUNGI TIM REDAKSI, TERIMAKASIH"

PELAJARAN DARI TUKANG CUKUR

| Rabu, 12 Maret 2014
Sang ustadz muda benar2 sangat memperhatikan penampilan dan kerapian. Hadis Rasulullah yang artinya : “Sesungguhnya Allah itu indah dan sangat menyukai keindahan” benar2 sangat menghujam dalam hatinya. Secara rutin 2 bulan sekali dia merapikan rambutnya yang tebal itu.

Seusai rambutnya tercukur rapi sang ustadz  pun beranjak dari tempat duduknya. Setelah beliau memenuhi kewajibannya memberikan upah pada si tukang cukur, ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Tiba2 langkah nya terhenti ketika hadir dalam pandangan matanya berdiri seseorang  diseberang jalan.
Dengan pakaian yang compang camping, badan lusuh, rambut panjang kumal dan berantakan orang gila itu sempat membuat mata sang ustadz tak berkedip.

Seraya membalikkan badan sang ustadz berucap :
“ Mas, sampaian  (anda) lihat orang gila diseberang itu. Perhatikan baik2 rambutnya, sangat berantakan. Saya berfikir kalau nggak ada tukang cukur rambut seperti mas ini, pasti orang sedunia rambutnya akan berantakan. Nggak ada yang rapi….”

Dengan mimik yang agak sinis karena merasa diledek sama sang ustadz, mas tukang cukur berkata :
“ Bukan begitu ustadz, rambut dia berantakan karena dia tidak datang kesini. Seandainya dia mau datang kesini pasti rambutnya sudah saya cukur rapi……”


Mendengar jawaban mas tukang cukur sang ustadz tersenyum. Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya sang ustadz berkata :
“ Ya mas, ya mas sampaian (anda) benar, benar sekali. Tahukah mas kenapa didunia ini banyak orang yang gelisah, banyak orang yang susah banyak yang putus asa, sedih, merana dan lain sebagainya.
Yang miskin susah dengan kemiskinannya. Yang kaya gelisah dengan kekayaannya. Yang pejabat tidak tenang dengan jabatannya. Yang bawahan selalu merasakan hidupnya sangat rendah dan direndahkan. Segala permasalahan hidup yang menghampiri kehidupan mereka menjadi beban yang seakan-akan sulit untuk memikulnya. Tahukah mas kenapa demikian..?”

“ Wahduh, nggak tahu ustadz, kok ustadz malah tanya ke saya….??”

“ Kalau orang gila itu kumal karena nggak mau datang ke tukang cukur seperti mas. Kalau mereka itu susah hidupnya karena mereka tidak mau datang ke Allah Subhanahu wata’ala. 

Allah adalah sumber dari kebahagiaan. Allah adalah Dzat Yang Maha Berkehendak yang apabila Dia berkehendak tidak ada yang dapat menghalanginya. Dia akan memberikan rizki kepada siapa saja yang ia kehendaki. Dia akan member petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki. Dan tidak ada orang yang lebih bahagia melainkan orang yang telah mendapatkan petunjuk-Nya. 


Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, maka barang siapa yang mendapat kasih dan sayangnya sungguh dia memperoleh ketenangan dan ketentraman hidup.
Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, maka barang siapa yang mendekat kepada-Nya pasti Dia akan menunjukkan jalan penyelesaian dari setiap permasalahan dan akan menunjukkan kepadanya jalan menuju kebahagiaan.


Maka selayaknyalah kita selalu berusaha mendekat kepada Allah. Disaat susah maupun senang. Disaat sempit maupun lapang. Dengan datang kepada Allah kita akan menjadi dekat dengan-Nya. Dan dengan dekat dengan-Nya maka hidup kita akan tentram dan bahagia , disetiap saat, disetiap waktu. Karena Dialah sumber dari kebahagiaan.

Disaat susah kita akan senantiasa bersabar, karena akan selalu timbul keyakinan pada diri bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat, dan dengan kesabaran itu Allah akan memberikan kekuatan dan ketengan batin. Disaat senang kita akan selalu bersyukur, karena kita yakin bahwa kesenangan itu datangnya dari Allah, dan dengan sikap syukur itu Allah akan menambahkan nikmatnya dalam kehidupan kita. Begitulah mas…, kalau ingin hidup bahagia maka datangilah Dzat pemilik kebahagiaan.”

Mas tukang cukur pun manggut2 mendengar penjelasan Pak Ustadz. Lalu dia merenungkan kehidupan yang sudah ia jalani. Dia baru sadar bahwa datangnya rasa gelisah, susah, putus asa dan hidup yang sarat dengan beban yang sering ia rasakan selama ini adalah  dikarenakan dia jauh dari Allah Subhanahu wara’ala. Maka ia pun mulai berkomitmen bahwa mulai saat ini dia harus dapat meraih kebahagiaan, ketenangan ketentraman dalam kehidupannya dengan selalu berusaha mendekat kepada-Nya

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲