"BAGI WARGA PERUMAHAN GRAHA SURYA MAS YANG INGIN MENYUMBANGKAN ARTIKEL UNTUK BULETIN ATAU BLOG INI, SILAHKAN KIRIMKAN ARTIKELNYA KE EMAIL KAMI : ertedelapanmedia@gmail.com ATAU HUBUNGI TIM REDAKSI, TERIMAKASIH"

EKSTRAK MIMBA SOLUSI BAHAN ALTERNATIF PENGENDALI HAMA YANG MURAH DAN RAMAH LINGKUNGAN

| Senin, 02 Juni 2014





Pestisida kimia sintetik sampai saat ini masih menjadi primadona petani dalam upaya mengendalikan hama dilahan budidaya mereka. Prinsip petani bahwa penggunaan pestisida harus “ces pleng” yang berarti sekali semprot langsung mati masih belum bisa dirubah sampai sekarang. Disatu sisi bahwa pemerintah sedang menggalakkan program pengendalian hama yang ramah lingkungan dengan slogan Go Organik.

Banyak sekali para ilmuwan dan pengamat lingkungan yang sudah berbicara baik ditingkat lokal maupun internasional bahwa penggunaan pestisida kimia sangat merugikan bagi petani sendiri baik dari segi konservasi lingkungan maupun segi ekonomi.

Sudah banyak sekali diberitakan mengenai cara atau metode pengendalian alternatif ramah lingkungan akan tetapi banyak juga ditemui kendala dalam penyiapan sampai aplikasi dilapangan akibat tidak tersedianya bahan atau kalaupun ada bahan yang dicari memiliki harga jual yang cukup mahal sehingga tidak sesuai digunakan bila dilihat dari sisi efisiensi.

Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae (2012, balitkabi.litbang.deptan.go.id). Tumbuhan Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae) adalah salah satu tumbuhan yang menjadi sumber bahan pestisida ramah lingkungan (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama diareal lahan budidaya petani.


Ada beberapa bagian dari tumbuhan mimba yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat pestisida nabati yaitu bagian daun dan bijinya. Hasil ekstrak dari daun dan biji tumbuhan mimba mengandung senyawa aktif utama yang disebut azadiraktin.


Cara Pembuatan Ekstrak Biji Mimba :
1. Lakukan pengeringan biji mimba beserta kulit biji
2. Lembutkan biji dan kulit biji mimba dengan cara digiling sampai halus, kemudian disaring/diayak.
3. Ambil 25-50 g serbuk biji mimba tambahkan 1 liter air dan 1 ml alkohol kemudian diaduk rata setelah itu rendam selama satu malam
4. Saring dengan kain
5. Ekstrak yang didapat kemudian ditambah dengan 1 gram deterjen atau 0,5 ml perata aduk secara merata dan siap digunakan.

Cara Pembuatan Ekstrak Daun Mimba :
1. Lembutkan sebanyak 50 gram daun mimba kemudian tambahkan dengan 1 liter air dan 1 ml alkohol kemudian diaduk rata setelah itu rendam selama satu malam.
2. Lakukan penyaringan sehingga didapatkan ekstrak daun mimba
3. Ekstrak daun mimba yang sudah didapatkan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml perata diaduk rata dan siap diaplikasikan.

Cara Bekerja Pestisida Nabati Ekstrak Mimba Ektrak mimba memiliki bahan aktif baik yang dari biji dan daun yaitu azadirachtinmeliantriol, salanin, dan nimbin, bahan ini merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba. Kandungan senyawa aktif dalam ekstrak mimba memiliki efek membunuh hama tidak secara cepatakan tetapi mempengaruhi daya makan, pertumbuhan, kemampuan reproduksi, proses ganti kulit (moulting), penghambatan terhadap proses perkawinan, menurunkan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin.

Kelebihan Ektrak Mimba Cara pengendalian hama dilapangan dengan pengunaan ekstrak mimba sebagai pestisida nabati memiliki kelebihan mudah terurai sehingga kadar residunya relatif sedikit, aman terhadap manusia dan ternak, resistensi hama terjaga.

Kekurangan Ekstrak Mimba Kemampuan pestisida nabati yang berasal dari ekstrak mimba juga memiliki kekurangan dalam aplikasinya dilapangan yaitu kemampuan bertahan residu bahan aktifnya yang singkat sehingga terkadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, ini karena pada tingkat serangan cukup tinggi harus dilakukan penambahan secara berulang-ulang, aplikasinya juga kurang praktis karena petani harus mempersiapkan bahannya sendiri.

Artikel dikirim oleh : Shokib Ichsanudin, SP (GSM H/5)

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲